
Jayapura,- ENS, Pelaksanaan
Pemilihan Gubernur (Pilgub) Papua akhirnya digelar pada hari ini (29/01/2013).
Sebelumnya pelaksanaan Pilgub sempat tertunda selama hampir 2 tahun, disebabkan
oleh proses hukum dalam rangka menetapkan status Barnabas Suebu yang ingin
mencalonkan diri untuk kali ketiga.
Sementara itu,
kelompok-kelompok di Papua yang berseberangan dengan Pemerintah Indonesia,
telah menyerukan aksi boikot terhadap Pilgub Papua. Seruan boikot yang
disampaikan melalui situs www.melanesia.com menilai bahwa Pilgub Papua tidak
akan menyelesaikan konflik yang terjadi di Tanah Papua. Kepolisian Republik
Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan sebanyak
16.863 personil yang terdiri dari 5.726 anggota Polri, 1.033 anggota TNI, dan
10.554 anggota pelindung masyarakat (Linmas) untuk mengamankan pelaksanaan Pilgub
pada 7.116 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di 29 Kabupaten/Kotase
Provinsi Papua. Sementara persiapan KPUD belum terlaksana secara maksikmal,
sehingga masih terdapat beberapa kekurangan dan kekeliruan.
Berdasarkan pemantauan
dan informasi yang diterima ELSHAM Papua, pelaksanaan Pilgub mengalami
penundaan karena logistik Pilgub belum sampai. Pelaksanaan Pilgub di kampung
Mapia dan Masyai Kabupaten Supiori terpaksa mengalami penundaan, disebabkan
oleh terbakarnya kapal yang mengangkut bahan logistik Pilgub pada 28 Januari
2013. Pilgub di kedua kampung tersebut rencananya akan dilaksnakan pada 31
Januari 2013.
Mekanisme pendaftaran
calon pemilih tidak berjalan baik. Pada beberapa TPS, dilaporkan bahwa sejumlah
warga tidak terdaftar sebagai pemilih. Yohanis Kasamol warga Kwamki Baru yang
berdekatan dengan TPS 100, mengaku tidak terdaftar sebagai pemilih. Sementara
Thomas Wanmang menyampaikan bahwa hingga pukul 11.00 kotak suara belum tersedia
di TPS. Dari Kota Jayapura dilaporkan, seorang ibu rumah tangga memprotes Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KKPS) di TPS 26 Kelurahan Vim karena namanya
tidak tercantum dalam daftar pemilih padahal dirinya telah menetap selama 3
tahun di wilayah tersebut.Sementara dari Kelurahan Angkasapura, Jayapura,
informan ELSHAM melaporkan bahwa terjadi pengerahan massa oleh kandidat
tertentu dengan menggunakan beberapa unit kendaraan roda 4 untuk melakukan
pemilihan suara di TPS yang tersebar di kelurahan Angkasa, padahal para pemilih
tidak terdaftar pada TPS bersangkutan.
Relawan ELSHAM di Nabire melaporkan
bahwa KPPS masih menggunakan data pemilih tahun 2009 sebagai daftar resmi.
Lukas Marey, ex-coordinator pos Kontak ELSHAM Nabire, masih dicantumkan sebagai
pemilih, padahal beliau telah meninggal dunia pada 9 Maret 2010. Lukas
terdaftar sebagai pemilih dengan nomor urut 318 di TPS 03 Kelurahan Sanoba,
Distrik Nabire, Kabupaten Nabire.
Relawan ELSHAM di Biak
melaporkan bahwa pelaksanaan Pilgub berlangsung aman. Berdasarkan pemantuan
dari Biak Timur hingga kota Biak, pelaksanaan berlangsung cukup lancar. Namun
ada beberapa warga yang mengeluh karena namanya tidak tercantum dalam daftar
pemilih. Warga di kampung Parai dan Manswam menyampaikan bahwa mereka tidak
menerima undangan dari KPPS, sehingga tidak diperkenankan untuk memilih. Salah
seorang warga Kelurahan Waupnor Biak Kota yang tidak ingin disebutkan namanya,
menyampaikan bahwa dirinya tidak diperkenankan memilih karena tidak memiliki
kartu pemilih. “Saya sudah tinggal lama disini, tapi nama saya tidak ada dalam
daftar pemilih. Selain itu, saya melihat antusiasme warga di TPS 06 Kelurahan
Waupnor tidak terlalu banyak. Saya amati bahwa dari sebanyak 513 pemilih, hanya
sekitar 200-an pemilih yang menggunakan hak pilih mereka,” pungkasnya. Beberapa warga yang tidak dapat memilih karena tidak terdaftar adalah: Paulus Mambrasar (55), MetuKadiwaru (58),
AwiIndorwai (38), Sonny Wamaer (27), Ferry Swabra (47), Richard Wamaer (25),
Robby Sangaji (28), Michael Mambrasar (20), Fredrik Rumbiak (22), Ina Ap (25),
Tommy Ayer (24) dan Poppy Ayer (22).
Pelaksanaan pemilihan
gubernur Papua di seluruh wilayah Papua berlangsung dengan aman dan kondusif.@Elsham
News Service
sumber : Elsham
News Service