Papua Barat menyimpan peninggalan era prasejarah. Salah satunya yang
mungkin banyak belum diketahui lukisan di bebatuan di Tanjung Bicari.
Lukisan aneka rupa itu berserak dengan aneka bentuk misterius. Arkeolog
pun tengah melakukan penyelidikan.
Kepala Balai Arkeologi Jayapura Muhamad Irfan menyampaikan aneka lukisan di dinding itu menyimpan berbagai pesan.
"Motif
lukisan pada dinding karst ada manusia kangkang, ubur-ubur, kadal, dan
binatang laut lainnya," terang Irfan, Kamis (4/12/2014).
Soal
manusia kangkang ini selain lukisan mirip alien yang disebut sebagai
matotuo, memiliki arti khusus. "Manusia kangkang bermakna kesuburan,"
jelas dia.
Peninggalan
prasejarah itu tengah dipelajari. Tim Arkeolog masih terus berupaya
mengungkap tujuan dan pesan dari lukisan-lukisan itu.
"Kalau
lukisan fauna menggambarkan lingkungan dan bermakna harmoni kosmos.
Beberapa panel lukisan juga mengindikasikan pewarisan pengalaman," urai
dia.
Tak
sekedar melukis, manusia prasejarah di kawasan itu dinilai melukis juga
sebagai bagian ritual tertentu. "Diduga kuat pelukisan dalam kaitan
ritual," ungkap dia.
Diprediksi
manusia prasejarah melukis gambar-gambar itu di era 2500 tahun sebelum
masehi. "Manusia prasejarah di kawasan ini diduga berasal dari Afrika
Timur dan mereka bermigrasi ke Papua," tutup dia. Ada lukisan misterius
peninggalan manusia era prasejarah yang ditemukan di bebatuan di kawasan
Tanjung Bicari, Papua Barat.
Lukisan
makhluk aneh itu disebut mirip seperti gambar alien. Tapi menurut
arkeolog lukisan itu adalah lukisan matotuo yang merupakan simbol
antromorfik.
"Jadi
penggambaran makhluk berkepala manusia berbadan kadal," jelas Kepala
Balai Arkeologi Jayapura Muhamad Irfan, Kamis (4/12/2014).
Darimana
manusia era prasejarah ini bisa mendapatkan rupa lukisan itu? Irfan
menyampaikan lukisan itu abstraksi dan hasil imajinasi.
"Pada
masa lalu matotua senantiasa menjadi pembela, pahlawan yang melindungi
masyarakatnya dengan membawa senjata tombak," urai dia.
Lukisan
itu berserak di Tanjung Bicari. Arkeolog masih meneliti lukisan yang
diduga berusia 2500 tahun itu. Masih banyak yang akan diungkap bila
penelitian telah tuntas dilakukan. "Kami masih riset," tutupnya. [dtk/agi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar