Rabu, 20 Mei 2015

West Papuan football team Persipura Jayapura visits West Papua’s famous political prisoners, Filep Karma

West Papuan football team Persipura Jayapura has met with one of West Papua’s famous political prisoners, Filep Karma who is serving a 15 year jail sentence just for raising the West Papuan flag. He recently refused the Indonesian President’s offer of a pardon because he refuses to admit any wrongdoing in simply raising the West Papuan flag.

Persipura Jayapura is renowned football team which has won the Indonesian Super League 3 times. They have been recently banned by the Indonesian national league from playing games overseas, including with the Asian Football Confederation because the Indonesian authorities were worried that the team would promote the Free West Papua cause overseas.

This week, Persipura Jayapura met with Filep Karma, showing the world the national solidarity West Papuans have for him and all political prisoners in West Papua who are in jail just for wanting to be free.
http://tabloidjubi.com/…/05/19/persipura-kunjungi-filep-ka…/
http://infopapua.org/?p=777

Vanuatu bai sapotim iet West Papua Indipendans

Flags of MSG countriesVanua'aku Pati we i lidim gavman blong Vanuatu i tok bai em ino tanim tingting blongen long sapotim "self-determination" blong ol pipol blong West Papua. 

CEO blong Vanua'aku Pati, Avio Niki Robert i tok dispela tu em i as tingting long ol Melanesian kantri ibin statim dispela Melanesian Spearhead Grup.

Em i tok em i "prerogative" oa laik blong PNG gavman sapos em i laik long Indonesia i kamap memba blong MSG.

Tasol Mr Robert i tok Vanua'aku Pati na gavman i lukim olsem dispela United Liberation Movement nau i makim trutru ol pipol blong West Papua, na i gut sapos em i kamap ful memba blong MSG.

Em i tok Vanuatu bai no senisim tingting blong en long helpim ol pipol long wol long kisim fridom.

http://www.radioaustralia.net.au

 

Senin, 09 Maret 2015

Suatu Pagi di Pasar Youtefa, Jayapura

 Sebagaimana lazimnya pasar tradisional, Pasar Youtefa, yang berada di Abepura, Jayapura sejak pagi, telah ramai dengan kehadiran para pedagang dan pembeli. Kami sengaja datang di pagi hari, untuk merasakan aura pasar tradisional yang menjajakan hasil-hasil bumi ini. Di Pasar Youtefa kita dijajakan dengan bermacam sayur mayur, umbi-umbian, ikan dan juga kebutuhan rumah tangga lainnya. Juga tidak ketinggalan pinang dan sirih, panganan khas masyarakat Papua, secara umum.
Para pedagang sebagian besar adalah masyarakat lokal. Mereka membuka lapak dagangannya di pinggir jalan, persis seperti para pedagang tradisional di Kota Medan. Yang unik dari mereka adalah, mereka tidak menggunakan alat penimbang ketika menjual dagangannya. Barang dagangan itu sudah ditumpuk-tumpuk dan diberi harga. Jadi, kita tidak beli sekilo atu dua kilo, namun berapa tumpukan.

Para pedagang identik dengan noken yang digantung di kepala mereka. Noken sendiri adalah tas jaring yang merupakan ciri khas masyarakat Papua. Mereka menaruh barang-barang pribadi mereka di noken. Kebiasaan ini menjadi karakter kuat yang dimiliki masyarakat Papua. Dengan bibir yang senantiasa merah karena sirih, mereka menjajakan barang dagangannya itu dengan sabar.

Tradisi tawar menawar juga berlaku di pasar ini. Hanya saja, sebagai pendatang, kami tidak begitu ngotot menawar. Apalagi harganya juga relatif tidak mahal. Misalnya satu tumpukan sirih dan pinang, yang jika ditaksir, beratnya sekitar setengah kilo, dijual dengan harga Rp 10 ribu.

Merasakan suasana di Pasar Youtefa, di pagi hari, memang cukup berkesan. Meski hiruk-pikuk masyarakat tidak begitu riuh, semisal di pasar tradisional Medan, namun kehangatan yang tercipta dari interaksi pedagang dan pembeli cukup terasa.

Sesekali tampak pembeli yang bukan masyarakat lokal, menawar barang yang hendak dibelinya.

Pemandangan ini, jika diamati terasa kontras. Para pedagang yang notabene "orang gunung" ini tampak serius melayani para pembeli, yang dari penampilannya kelihatan lebih mapan secara ekonomi.

Tidak sedikit para pedagang mengikutsertakan anak-anaknya yang masih kecil ikut berdagang. Anak-anak ini dengan cekatan membantu orangtuanya. Sesekali mereka tampak bersenda gurau dengan orangtuanya.

Sayang, penulis tidak mengerti apa yang mereka perbincangkan, mengingat mereka menggunakan bahasa lokal mereka.Tidak hanya kaum ibu saja yang berdagang, tetapi juga kelompok bapak. Bahkan, menurut Elly, salah seorang warga lokal yang mendampingi penulis, tak jarang mereka adalah satu keluarga.

Kehadiran kami pun tampaknya mengusik perhatian mereka. Apalagi beberapa teman, mulai sibuk membidikkan kameranya, meski dengan perasaan yang tidak tenang. Maklum, ekspresi para pedagang ini cenderung datar.

Apalagi dengan bibirnya yang merah, dan perawakannya yang keras, membuat penampilan mereka terkesan "galak". Tapi kami yakin, mereka adalah masyarakat yang ramah dan baik hati. Syukurlah ada Elly bersama kami. Elly menjadi jembatan kami untuk berinteraksi dengan para pedagang itu. Akhirnya kami membeli beberapa tumpuk pinang dan sirih.

Sirih di Papua berbeda dengan sirih di Sumatera Utara. Bentuknya bukan daun, melainkan bunga (mirip buah nangka yang masih sangat muda) dari tumbuhan tertentu. Tumbuhan ini banyak dijumpai di hutan-hutan Papua. Rasanya pun sedikit lebih kelat. Cara memakan sirih itu juga berbeda. Mereka terlebih dulu mengunyah pinang muda, berserta kulitnya. Setelah itu, bunga sirih yang telah dicampur dengan gambir.

Kebiasaan memakan sirih, bagi masyarakat Papua, merupakan rutinitas sehari-hari. Tak hanya dilakoni oleh orang tua saja, juga remaja dan anak-anak. Karenanya tidak heran, di setiap sudut jalan, bahkan gang dapat kita temukan para pedagang sirih. Karena kebiasaan itu pula, masyarakat Papua tidak begitu suka dengan makanan pedas.

Sehingga di pasar tradisional Youtefa ini, sangat jarang kita jumpai penjual cabai. Yang mendominasi adalah sayur, umbi-umbian dan sirih. Begitu juga dengan buah-buahan. Komoditas ini termasuk langka di bumi mutiara hitam ini.

Kamis, 05 Maret 2015

Daftar Pemerintah Nasional

Mr. Susilo Bambang Yudhoyono

Presiden RI Indonesia
Jl. Veteran No. 16
Jakarta Pusat
Indonesia
Tel:. (+62 21) 345 8595
Fax: (+62 21) 3483 4759

Mr. Kemal Azis Stamboel
Ketua Komisi 1 DPR
Gedung DPR RI Nusantara II, Lantai 1
Jl. Jenderal Gatot Subroto
Jakarta 10270
Indonesia
Tel: +62 21 5715518
fax: +62 21 5715523

Menteri Hukum dan HAM
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 6-7
Kuningan, Jakarta 12940
Indonesia
Tel: +62 21 5253006, 5253889, 5264280
fax: +62 21 5253095

Ms. Harkristuti Harkrisnowo
General Director of Human Rights
Department of Law and Human Rights Republic of Indonesia
Jl. HR Rasuna Said Kav.6-7 Kuningan, Jakarta 12940
Tel: +62 21 525 3006, 525 3889, 526 4280
Fax: +62 21 525 3095

Menteri Pertahanan
Jl. Merdeka Barat No. 13-14
Jakarta 10110
Indonesia
Tel: +62 21 3456184, 3812028, 3828506
Fax : +62 21 3440023, 3828292

Menteri Dalam Negeri
Jl. Merdeka Utara No. 7, Jakarta 10110
Indonesia
Tel: +62 21 3450058, 3842222
Fax: +62 21 3831193

Menteri Energi dan sumber daya mineral
Jl. Merdeka Selatan 18,Jakarta 10110
Indonesia
Tel: +62 21 3804242, 3813233
Fax: +62 21 3847461

Menteri Kehutanan
Gedung Manggala Wanabakti
Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta
Indonesia
Tel: +62 21 5731820
Fax: +62 21 5700226

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Jl. Medan Merdeka Barat
Jakarta 1500
INDONESIA
Tel : +62 21 350 0876
Email: polkam@polkam.go.id

Ketua Komnas HAM RI
Jalan Latuharhary No.4-B,
Jakarta 10310
Indonesia
Tel: +62 21 392 5227-30
fax: +62 21 392 5227
email : info@komnas.go.id

Ketua Ombudsman RI
Jl. HR. Rasuna Said Kav C-19
Kuningan, South Jakarta
Indonesia
Tel: +62 21 3510071
fax : +62 21 3510081

Ketua Kompolnas
Jl. Tirtayasa VII No. 20 Komplek PTIK Jakarta Selatan
INDONESIA
Tel: +62 21 739 2352
Fax: +62 21 739 2317

Ketua LPSK
Gedung Perintis Kemerdekaan Lt. 1
Jl. Proklamasi No. 56 Jakarta Pusat 10320
INDONESIA
Tel: +62 21 3192 7881
Fax: +62 21 3192 7881
Email: lpsri@lpsk.go.id

Komisi Pemberantasan Korupsi
Direktorat Pengaduan Masyarakat
PO BOX 575 Jakarta 10120
Indonesia
Tel: +62 21 2557 8389
Fax: +62 21 5289 2454
Email: pengaduan@kpk.go.id

Office of The Anti Judicial Mafia Task Force (Satgas)
PO Box 9949
Jakarta 10 000
INDONESIA

Ketua Komisi Yudisial
 
Komisi Yudisial Republik Indonesia
Jl. Kramat Raya No. 57, Jakarta Pusat
INDONESIA
Tel: +62 21 3905455;
Fax: +62 21 3905455;
Email: kyri@komisiyudisial.go.id

Kepala Kejaksaan Tinggi
Jl. Rambai No. 1 A, Kebayoran Baru,
South Jakarta,
Indonesia
Tel: (+6221) 7264253
Fax : (+6221) 7265308
Email : pengaduan@komisi-kejaksaan.go.id